Rabu, 24 Agustus 2016

Gerakan Tanam 1000 Lusin Batang Pepaya di Tanjung Kesuma

Berapa jumlah uang  yang berasal dari kantong Warga Desa kemudian berpindah dan kemudian beredar Kota besar. Setiap hari warga desa membutuhkan bahan bakar, produk kebutuhan sehari hari dan kebutuhan pokok lainnya. Mereka membelanjakan uang ke warung, ke pasar yang emudian itu mengalir ke perkotaan sebagai sentra industri.

Sebagian besar produk yang dibeli diproduksi tidak diperdesaan. Artinya uang yang dibelanjakan warga untuk.memenuhi kebutuhan hidup sehari hari sebagian besar akan mengalir ke pusat2 industri, pusat kegiatan ekonomi yang sebagia besar berada di wilayah perkotaan.

Sementara warga desa lebih banyak memproduksi bahan baku dari hasil bumi (bahan pangan, ternak, sayur mayur dll.).

Saya secara pribadi tergelitik dan ingin tau seimbangkah aliran uang masuk ke warga desa, dengan yang harus dikeluarkan warga desa setiap hari. 

Jika terjadi keseimbangan (sama antara aliran uang masuk dan keluar desa, maka says sebut seimbang. Berarti daya beli warga desa masih bisa disebut baik.

Namun bagaimana jika ada kenaikan harga barang? Jika uang masuk ke desa itu tetap, maka bisa dipsebut daya beli warga desa sedang melemah. Karena uang tersedia jumlahnya tetap, sementara harga beragam barang mengalami kenaikan.

Karena saya bukan ahli ekonomi, tentu saya bukan sedang meneliti secara detil tentang daya beli masyarakat. 

Saya lebih memikirkan bagaimanakah cara meningkatkan produktifitas warga masyarakat desa, agar bisa memproduksi sesuatu yang bernilai uang sehingga uang yang masuk ke sebuah wilayah makin membesar.

Kalau berbicara tentang bidang pertanian, satu satunya cara untuk mendongkrak produktifitas hasil pertanian adalah dengan melakukan intensifikasi lahan pertanian. 

Dalam intensifikasi, Warga dapat Memilih komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dari komoditas yang telah dibudidayakan selama ini. Selain itu intensifikasi juga bisa dilakukan dengan memperbanyak ragam jenis tanaman dalam satu hamparan budidaya. Dengan makin intensifnya budidaya, maka produktifitas lahan bisa ditingkatkan.

Gerakan Pemanfaatan lahan 
Pekarangan warga dengan jenia tanaman produktif, menjadi salah satu tujuan peningkatan produktifitas lahan, sekaligus membuat daya beli masyarakat terjaga.

KUBE Tunas Kesuma Desa Tanjung Kesuma menargetkan bisa menanan 12.000 batang pepaya. Untuk menjamin mekanisme pelaksanaan kegiatan ini berjalan, Kube Tunas Kesuma Induk telah menempuh beberapa upaya diantaranya:

1. Sosialisai Kemitraan Budidaya Pepaya yang dilakukan di setiap dusun (sebanyak 6 Dusun) di Desa Tanjung Kesuma.

2. Membuat acara Pencanangan Gerakan pemanfaatan Lahan Pekarangan dan Tanam Perdana Pepaya yang melibatkan Unsur Pemerintah Kab. Lamtim (Dinsosnakertrans ), Anggota Legislatif, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan berbagai elemen masyarakat.

4. Telah melakukan penanaman tahap 1 2.500 batang pepaya di Dusun VI Tanjung Kesuma (selesai pertengan Agustus 2016). Dilanjutkan dengan Rencana Tanam Tahap 2 sebanyak 4.500 batang (September 2016) dan 5.000 batang untuk tahap ke 3 (Oktober 2016).

5. Menjalin dan menguatkan kerjasama dengan pihak pemasaran buah pepaya, sebagai jaminan bahwa kemitraan budidaya pepaya yang diselenggarakan Kube Tunas Kesuma ini adalah program uang memiliki prospek jangka panjang.

Ilustrasi sederhana:

Jika terealisasi12.000 batang pepaya dengan produktifitas 100 kg/batang per tahun dengan asumsi harga pepaya = Rp 1.000 /kg maka setiap batang menghasilkan Rp. 100.000,-/tahun. Jika di kalikan 12.000 batang maka jumlah hasil pepaya yang dihasilkan warga desa Tanjung Kesuma bisa mencapai Rp. 1,2 Milyar /tahun. Uang ini adalah milik warga yang menanam pepaya dan secara otomatis akan mengalir masuk ke desa.  

Dengan demikian sangat bijaksana jika Gerakan Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan tanaman produktif didukung oleh berbagai pihak terutama Pemerintah Kabupaten Lampung Timur melalui Dinas Instansi terkait. Dukungan yang dihatapkab warga masyarakat ini lebih diutamakan dukungan penguatan kelembagaan, manajemen kelompok, dan penguatan sistem pemasaran. 

Tak kalah penting adalah pembinaan pada bidang teknis budidaya, penangan pasca panen dan diversifikasi produk olahan pepaya perlu mendapat perhatian. 


Penulis:
Suyatno,SP.
1. Pengurus Seksi Pereknomian Rakyat di Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Tanjung Kesuma
2. Sekretaris Forum Pemberdayaan Masyarakat "Cemerlang Bersama" Lampung Timur.
3. Petani Pepaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar